Selasa, 03 Februari 2009

ARTI TAUBAT


“…. dan barangsiapa mengerjakan demikian (larangan-larangan Allah)niscaya dia akan mendapatkan balasan.Dilipatgandakan azab (sebagai akibat) baginya pada hari kiamatdan kekal di dalamnya lagi terhina.Kecuali orang yang taubat, beriman dan beramal shaleh,maka mereka itulah orang yang akan Allah gantikansegala keburukan mereka dengan segala kebaikan.Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Dan barangsiapa yang bertaubat dan beramal shaleh, Maka sesungguhnya dia bertaubat kepada allah sebenar-benar taubat”(QS. Al-Furqan[25} 68-71)

Selamet bukanlah seorang bintang iklan apalagi bintang sinetron, ia bukan santri apalagi Kyai. Ia hanyalah seorang preman di bilangan Jakarta Barat yang pekerjaan sehari-harinya adalah tukang parker, hobinya malak dan mabok. Sekilas memang tidak ada yang menarik dari kehidupannya kecuali saat Haji Bagus, seorang produser Production House yang sedang menggarap reality show yang di tayangkan di salah satu stasiun TV swasta nasional. Acara yang mengajak orang untuk menelusuri jalan pertaubatan itu dalam edisi perdananya menjadikan Slamet sebagai target.

Awalnya ia menolak keras ajakan Bang Haji yang terkenal kocak kalangan krunya itu, “ ngapain elu ngajak gua tobat? emangnya elu mao ngejamin makan dan biaya sekolah keluarga gua?, Selamet membentak Bang Haji sambil melotot, matanya yang merah seakan mau keluar. Bang Haji mengelus punggung Selamet sambil menasehati dan membujuknya dengan kalimat yang sangat lembut, “ udeh, abang ikutin aja dulu nanti urusan dapur mah kita akan bantu deh, gimana?”. Akhirnya setelah diberitahu skenarionya ia menyetujui walau hatinya masih terasa berat.

Hari pertama, kru langsung menuju Kampus II Ponpes Tahfidzul Qur’an Daarul Qur’an Wisatahati Bulak Santri Tangerang, pimpinan Ustadz Yusuf Mansur yang kebetulan pada hari itu beliau sedang sibuk jadi saya yang diamanatkan menggantikan posisi beliau untuk serah terima bang Selamet dari kru ke Pesantren untuk di bimbing dalam proses pertaubatan dengan cara nyantri 7 hari. Hari pertama ia shalat ashar berjama’ah kemudian kami ajak ke aula, setelah salin pakai baju koko dan kopyah hitam pemberian pesantren, lantas kami duduk santai di temani seorang host (David Chalik). Ia menceritakan tentang kelamnya masa lalu yang ia jalani, sebenarnya sejak lama ia ingin bertaubat tapi belum ada yang membimbing hingga ia ragu apakah bila ia bertobat lantas semudah itu Allah mengampuni dosa-dosanya dan siapa yang akan menjamin kehidupan keluarganya padahal selama ini ia mengais rizki dari hasil parkir dan malak serta mendzolimi orang.
Ia bertutur sambil meneteskan air mata apalagi ketika saya menyitir ayat di atas dan sebuah hadits qudsyi yang berbunyi:“Wahai anak Adam! Selagi engkau meminta dan berharap dari-Ku, maka Aku akan ampunkan apa-apa dosa-dosa yang telah terlanjur kau perbuat dan Aku tidak pedulikan lagi. Wahai anak Adam! walaupun dosamu sampai setinggi langit, kemudian engkau minta ampun kepada-Ku, niscaya Aku beri ampun kepadamu wahai anak Adam! Jika engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepadat isi bumi, tetapi engkau tiada menyekutukan-Ku dengan yang lain, niscaya Aku datang (memberi) padamu dengan ampunan sepenuh bumi pula (HR. Imam Tirmidzi)
Selama beberapa hari ‘nyantren’ di pondok, ia semakin menyadari kekeliruan, kebodohan dan kesalahannya. Ia menyesali diri dengan datang kepada Allah setiap adzan memanggil, ia mulai belajar mengenal Allah melalui ayat-ayat kauniyah dan qouliyah. Apalagi di setiap sepertiga malam terakhir ia selalu di bangunkan oleh santri untuk melaksanakan qiyamullail bersama, di tengah keheningan malam di saat Allah turun ke langit dunia ia merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan, ya… ketenangan bathin Allah berikan padanya, sesuatu yang sangat mahal harganya, sambil menangis terisak ia bertanya kepada dirinya sendiri: “kemana aja elu selama ini met…? kagak malu luh sama Allah?. Akhirnya ia mulai merubah pola pikir dan pola hidupnya, ia mulai tekun shalat walaupun hanya bisa gerakannya saja sambil terus belajar Al Fatihah, do’a dan bacaaan shalat. Ia berikrar dalam dirinya sekali kembali kepada Allah tidak akan kembali ke masa lalunya sambil terus berusaha mengais rizki yang halal.
Saudara pembaca kajian wisatahati, masih banyak Selamet-Selamet yang lain yang perlu dibimbing karena masih menganggap apakah mungkin Allah mengampuni dirinya yang telah berlumuran dosa dan berpakaian kenistaan serta kedzaliman. Paling tidak, kita pahamkan kepada saudara-saudara kita yang tersesat lainnya atau terlanjur berada dalam kubangan dosa dan maksiat atau mungkin diri kita pribadi bahwa dengan bertobat berarti ada niatan tulus dan alsan dari dalam dirinya, diantaranya :
*Dengan bertobat berarti kita kembali ke jalan yang lurus, karena pada dasarnya kita sudah beriman kepada-Nya, hanya perjalanan hidup kita yang selalu terbuai nafsulah yang akhirnya merusak fitrah kita tersebut.“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (QS. Adz-Dzaariyaat : 56)*Bertobat karena patuh kepada perintah Allah“ Hai orang orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taobatan nashuuhaa (tobat yang semurni-murninya)”(QS. At-Tahrim: *Karena hijrah dari kedzaliman menuju kepada keberuntungan“ Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung (QS. Adz-DZaariyaat: 56)“ Dan barangsiapa yang tidak bertobat maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (QS. Al-Hujuraat:11)*Untuk mencari kebahagiaan di dunia dan akhirat“ Allah lebih gembira dengan tobat hamba-Nya yang mukmin daripada seorang laki-laki yang sedang berada di padang sahara yang tandus bersama binatang tunggangannya, di atas binatang tunggangan tersebut ada makanan dan minumannya. Lalu ia tertidur. Saat terbangun ia mendapati binatang itu telah pergi. Lalu ia mencarinya hingga ia merasa kehausan kemudia berkata; lebih baik aku kembali ke tempatku semula, lalu aku tidur sampai mati. lantas iapun meletakkan kepalanya di atas lengan tangannya agar ia mati.kemudian ia terbangun, sementara di sisnya ada binatang tunggangannya lengkap dengan dengan makanan dan minuman di atasnya. Maka Allah lebih bergembira dengan tobat hamba yang mukmin daripada laki-laki ini dengan binatang tunggangan dan bekalnya” (HR. Bukhari-Muslim)*Karena lari dari siksa, kerisauan dan hijab (pendinding)“Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah” (QS. Adz-Dzaariyaat: 50)
Selamat merubah diri ke arah kebaikan, semoga perjalanan tobat kita dan siapapun yang kembali kepada Allah diterima oleh Allah, hingga ketika perjumpaan dengan-Nya tidak ada dosa yang kita bawa

1 komentar: